Mutiara Hikmah Kun Bil Qur'ani Najman (3)
Suatu ketika saya pernah hadir dalam Seminar Qur'an dengan pembicaranya Ust Saihul Basyir Al Hafizh. Kala itu membahas tentang "Semangat bersama Al Qur'an". Kata Beliau, "Semangat seringkali hanya muncul ketika ada pemantik, Seminar contohnya. Kemudian setelah Seminar, semangat itu pudar perlahan". Maka menurut beliau, perlunya mengatur fokus dalam hidup. Jika Al-Qur'an menjadi fokus, maka pasti dia akan menjadi prioritas dalam keseharian. MasyaAllah.
Dalam artikel ini saya ingin melanjutkan lagi kutipan dari buku "Kun Bil Qur'ani Najman" Part 3 yang sengaja saya arsipkan dalam blog ini agar bisa dibaca kapanpun, meremind poin-poin penting dalam buku tersebut. Dan semoga dapat bermanfaat untuk pembaca juga.
Selamat membaca!
Sehingga letak kesalahan yang menghambat tiap kali kita menghafal adalah diri kita sendiri. Sebuah pantulan hasil cerminan pada karakter dan etos kerja keras kita, bukan yang tercermin pada batas fisik dan kemampuan daya pikir kita. -- hal 66
Saat semua orang mendengar kemuliaan menghafal Al-Qur'an, mereka bersemangat menghafal Al-Qur'an. Saat mereka mendengar keutamaan penghafal Al-Qur'an, mereka semua sama-sama berkata, "Saya ingin menghafal Al-Qur'an," atau, "Saya akan jadi penghafal Al-Qur'an," atau agar terlihat keren, "Saya akan menjadi Al-Hafidz." Namun saat proyek menghafal mereka mulai, suara penuh semangat itu mulai menghilang. -- hal 70
Mereka yang diawal berikrar akan mendapat kesuksesan, akan selalu diuji dengan berbagai macam rintangan. Cobaan dengan berbagai bentuk akan senantiasa mengintai dari tiap sisi. Itulah sunnatullah-Nya. Semua bisa berucap saya akan sukses, tapi sedikit dari mereka yang akan benar-benar berhasil meraihnya. Seleksi dari Allah Swt., untuk manusia merupakan keniscayaan, apalagi Al-Qur'an yang jadi targetnya. -- hal 71
Sifat keterburu-buruan, sifat keegoisan, kemalasan, diikuti negative personality, dan karakteristik lainnya yang menjadikan kegiatan menghafal Al-Qur'an menjadi sangat berat dan melelahkan. -- hal 73
Al-Imam Al-Juwaini memberi alasan, mengapa harus ada orang yang menghafal 30 Juz? Beliau mengatakan, "Agar tidak terputus status mutawatir yang ada pada Al-Qur'an, dan karena ia tetap mutawatir sampai kapanpun, ia tidak akan bisa disusupi oleh usaha pemalsuan dan perubahan." -- hal 75
Penghafal Al-Qur'an yang sungguhan hafalannya, bukan sekedar hafal, khatam, setoran. -- hal 78
Prinsip-prinsip Utama Menghafal Al-Qur'an (hal 80-126):
- Perbanyak Tilawah (Memperbanyak Khatam)
- Tajwid yang Utama, Maqamat Penyempurnanya
- Guru yang Mengarahkan
- Teman yang menguatkan
- Luruskan Niatmu, Tegakkan Tekadmu!
- Bertahap dan Tidak Terburu-buru
- Tuliskan Planning Menghafalmu!
- Melancarkan Lebih Utama Ketimbang Menambah
- Tiga Fondasi Tahfidz : Senantiasa Menjaga Lafaznya, Senantiasa Berpegang Teguh dengan ajarannya, Senantiasa Hidup Bersamanya
- Abadikan Mushafmu
- Ciptakan suasana terbaik
- Siapa yang kamu kejar?
- Kemudahan itu Diminta, Berdoalah!
Comments
Post a Comment