Baduy Dalam - Tempat Healing Recommended Dekat Jakarta

Halo, assalamu'alaykum...

Sering ga sih merasa lelah dengan rutinitas dan pengen kabur sejenak tapi pengennya yang murah-murah aja? Jadi, mau liburan tapi ga mau menguras tabungan juga. Nah, itu fase yang saya lagi alami. Destinasi mungkin bergantung preferensi masing-masing ya. Tetapi jika kamu ingin liburan sekaligus olahraga juga pengen yang agak jauh dari kebisingan kota dan dapat pengalaman yang tidak biasa, saya sarankan untuk coba trip 2D 1N ke Desa Kanekes, yang berada di kabupaten Lebak, Banten. Yess.. Kawasan masyarakat Baduy Banten! InsyaAllah, Gak bakal nyesel deh!

Sedikit background, trip ke Baduy Dalam ini wishlist saya tahun lalu. Qadarullah tidak tercapai karena ada penundaan keberangkatan dan tidak diketahui lagi kapan pemberangkatan selanjutnya. Akhirnya, saya minta refund dan ga kepikiran lagi untuk ke Baduy Dalam. Kayak udah aja gitu, lupa.

Namun di awal Februari, adik saya tiba-tiba ngajakin ke Baduy dan share link group whatsApp untuk join. Karena tanggalnya cocok (cuti 1 hari cukup), jadi langsung aja, gaskeun! 

Jadi di sana ada dua kawasan yaitu baduy luar dan baduy dalam. Keduanya berada di dalam Desa Kanekes. Maka sebenarnya warga baduy bisa disebut sebagai urang Kanekes. Sukunya Sunda (khas Banten), agamanya Sunda Wiwitan. Struktur tertinggi di Desa Kanekes itu dikenal dengan sebutan Pu'un (Kepala Adat), yang menjadi orang nomor satu disana. 

Balik lagi ke cerita trip saya..

Jadwal trip 8 - 9 Feb 2024, meeting point di Stasiun Rangkas Bitung jam 9-9.30 pagi. Semua barang bawaaan sudah saya persiapkan di malam harinya biar ga repot ketika mau berangkat.  Saya hampir kecele karena udah lama ga naik kereta ke arah Tanah Abang. Setengah jam lebih menunggu KRL tujuan Tanah Abang, akan tetapi tidak muncul-muncul. Akhirnya, saya putuskan untuk naik tujuan Jakarta Kota, kemudian transit di Manggarai, naik lagi KRL tujuan Kampung Bandan, kemudian transit di Tanah Abang untuk bisa naik KRL tujuan Rangkas Bitung. Ya.. alhasil bikin orang-orang panik karena hanya saya yang belum sampai. Duh, maafkan ya jadi menunggu 15 menit.

Oya, saya menggunakan jasa trip dari Jejak Baduy. Biaya trip 260k per pack. Worth it banget kok! Serius. Menurut saya, itu lebih murah dari jasa trip sebelumnya (yang gagal berangkat😆). Tim Jejak Baduy juga kompak dan ramah-ramah. 

Kami berangkat dari Rangkas Bitung dengan elf dan sampai di Ciboleger sekitar pukul 11 siang. Kemudian diberikan waktu sekitar 45 menit untuk istirahat dan makan siang.

Kita bisa menggunakan jasa Porter dari orang-orang Baduy Dalam yang juga merupakan pemilik rumah yang akan kita tempati nantinya. Selesai briefing dan berdoa, kami mulai berjalan perlahan memasuki kawasan Baduy Luar.

Siap-siap belanja juga karena banyak sekali oleh-oleh khas Baduy yang menarik! Sudah bisa bayar dengan QRIS juga loh (tetapi tidak semua penjual ya, hanya beberapa saja. Lebih baik membawa uang cash lebih).


Perjalanan dari pintu masuk Baduy Luar ke Baduy Dalam kurang lebih 5,5 jam (istirahat dan sholat sekitar 1 jam). Gunakan outfit yang nyaman untuk trekking santai. Khusus untuk ciwi-ciwi berhijab syar'i, pakai gamis/rok sebenarnya masih oke kok, asalkan bahannya ga berat ya karena jalannya cukup terjal. Di hari pertama, saya prefer menggunakan rok jeans. Kembali ke kenyamanan masing-masing, tetep saja safety yang paling utama ygy.

Pemandangan di Baduy Luar, terlebih di Baduy Dalam..sangat keren!! Sayang sekali kalau kita tidak menikmati setiap detiknya, Alhamdulillah sekali tim paket trip Jejak Baduy sudah termasuk dokumentasi jadi kita bisa lebih fokus menikmati pemandangan yang dilewati. 

Sedikit catatan: mengambil dokumentasi hanya diperbolehkan saat berada di baduy luar saja ya!

Kami melewati banyak jembatan dengan kondisi sungai yang bersih dan terjaga, udara juga sangat segarrrr. 


Saya bertemu dengan anak-anak baduy beberapa kali di sepanjang perjalanan, mereka tanpa alas kaki menjajakan air mineral. 

Nah, setelah perjalanan mendaki gunung lewati lembah yang bikin nafas tersengal-sengal dan badan terencok-encok, alhamdulillah kami semua sampai di baduy dalam dengan selamat sekitar jam setengah 6 sore. Oya, kawasan baduy dalam terdapat 3 kampung yaitu Cibeo, Cikertawana, dan Cikesik. Kami bermalam di kampung Cibeo. Saya dan 11 orang lainnya kebagian di rumah Ayah Nasa. Iya, panggilan orang tua di sana yaitu Ayah dan Ambu.

Ada 4 jenis bangunan di baduy dalam:

1. Leuit (tempat menyimpan padi), lokasinya berada cukup jauh dari perkampungan

2. Saung (tempat istirahat di area ladang)

3. Balai Adat (tempat pertemuan, peresmian nikah, sunatan, dan berbagai acara lainnya)

4. Rumah (rumah warga dan rumah dinas)

Semua bangunan menghadap ke selatan, kecuali rumah dinas Pu'un, yang menghadap utara. Pembangunan/renovasi rumah dilakukan gotong royong, tentunya seiizin Pu'un dan harus selesai sekitar 1-2 hari. Kurang lebih seperti ini bentuk rumah di desa Kanekes. 


Satu pintu untuk keluar masuk, tidak boleh ada jendela, tidak ada listrik dan tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat elektronik. Kehidupan di sana sangatlah sederhana, mayoritas warga berladang dan menjual hasilnya untuk mencukupi keseharian. 

Hasil panen biasanya di jual ke baduy luar atau juga ke tamu yang datang. Yang cukup terkenal Durian dan Madunya kualitas superrrb. Untuk durian, kaget banget harganya murah no kaleng kaleng!! 1 kepala isinya hampir 25 biji, hanya 30ribu rupiah, dagingnya tebel dan legit banget. MasyaAllah, ga rugi bisa bawa pulang buat oleh-oleh untuk diri sendiri hehe, saya aja baru abis duriannya 4 hari kemudian.

Lanjut ya, tadi kan sampe jam setengah 6 sore. Istirahat secukupnya, lalu kami lanjut ke sungai atau "kamar mandi" untuk bersih-bersih. Bentuk "kamar mandi"-nya itu hanya dikasih penutup 1 sisi aja yang menghadap jalan menggunakan anyaman bambu, jadi sisi yang lain penutupnya itu berupa pohon-pohon yang cukup rapat. Bismillahitawakaltu aja jadinya.

Selesai bersih-bersih, kami makan malam dan makan durian, setelah itu perkenalan singkat masing-masing orang, lalu dilanjut tim Jejak Baduy mulai cerita lebih detail tentang kehidupan di baduy dari mulai kelahiran, kehidupan sehari-hari, pernikahan, dan kematian. Yang mana semua itu terikat dengan aturan adat.

Meskipun agama yang dianut orang baduy bukan Islam, tetapi menurut saya, ada sedikit kemiripan untuk beberapa hal berikut:

1. Pemberian nama anak hanya 1 suku kata

2. Ada "aqiqah" setelah hari ke-7 anak dilahirkan -> di doakan dan diberi nama

3. Anak laki-laki di sunat

4. Menggunakan kain kafan untuk menutup jenazah sebelum dikuburkan

5. Tidak mengenal pacaran

Kurang lebih lima point itu yang saya notice, kalo ada yang keliru tolong di koreksi aja ya 😉

Tim Jejak Baduy memiliki banyak informasi tentang Baduy sehingga saya cukup paham alasan urang Kanekes tetap mempertahankan aturan adat secara turun temurun. Yang saya tuliskan disini tentu tidak sedetail yang diceritakan atau mungkin ada yang kurang sesuai, cuma buat spill the tea, eh tapi kebanyakan ya wkwkw. Intinya, kamu harus coba langsung trip ke sana sih untuk melihat langsung kehidupan di sana.

Dengan harga 260 ribu dapat pengalaman keren, sekalian healing juga.. sayang sih kalo dilewatkan. Recommended pisan!!! Pastikan kamu dalam kondisi badan yang fit yaa.

Comments

Popular posts from this blog

Kolam Renang Khusus Wanita di Bogor