Kisah Atlet Renang Suriah - Netflix's movie "The Swimmers"
Yusra Mardini dan Sara Mardini. Sosok yang baru saja saya kenal dari sebuah film Netflix yang ternyata diangkat dari kisah nyata. Mereka merupakan tokoh utama di film tersebut. Berlatar disebuah kota di Suriah.
Ayah mereka adalah seorang atlet renang yang kemudian menyematkan mimpinya pada anak-anaknya untuk melanjutkan ambisinya agar bisa mewakili Suriah di kejuaraan Olympic 2016. Sara Mardini adalah anak pertama dan Yusra Mardini anak kedua. Keduanya merupakan atlet renang, namun Yusra lebih unggul dan punya passion. Sementara, Sara tidak terlalu menyukai bidang tersebut.
Qadarullah pada tahun 2015, kondisi di Suriah semakin genting. Bom dimana-mana. Perang antar saudara. Banyak yang memilih meninggalkan negaranya, lalu menjadi pengungsi di negara lain. Termasuk keluarga Mardini. Namun, pada saat itu hanya kedua anaknya itu saja yang berangkat lebih dulu ditemani sepupunya dengan tujuan negara Jerman.
Yang kemudian menjadi menarik buat saya adalah perjalanan mereka saat pindah dari satu negara ke negara lainnya. Mereka bisa saja mati di tengah jalan. Mereka bisa saja ditangkap tanpa tau kapan dibebaskan. Karena perjalanan yang mereka tempuh, illegal. Dan benar saja, perahu karet yang mereka tumpangi hampir tenggelam di Laut Aegean. Qadarullah, dua atlet bersaudara itu akhirnya bisa menyelamatkan 16 penumpang lain sampai tepian Lesbos dengan skill renang yang mereka miliki selama 3.5 jam. Itu scene terbaik menurut saya.
Time.com menginfokan sudah ribuan migran tenggelam saat menyebrangi laut itu. Mostly karena perahunya mengempis atau terbalik di air. Juga, kelebihan beban (saya tambahkan, mengambil contoh dari film ini).
Lalu saya iseng mencari "Refugee Route" jika berangkat dari Turkey ke Eropa dan saya menemukan map ini.
Pulau Lesbos dikabarkan semakin ramai didatangi para pengungsi yang ingin berangkat ke Eropa.
Kembali ke cerita, mereka akhir bisa sampai Jerman dengan selamat, meskipun para pengungsi yang bersama mereka tidak semua berhasil melewati border. Di Jerman, mereka tinggal di kawasan pengungsi. Kemudian, Yusra Mardini berhasil menemukan pelatih yang mau mengantarkannya ke Olympic. Hanya saja, dia tidak bisa mewakili negaranya (Suriah). Dia harus masuk ke dalam ROT (Refugees Olympic Team). Sementara kakaknya tidak melanjutkan karir renangnya dan memilih menjadi penolong para pengungsi di Pulau Lesbos. Namun sayangnya pada 2018, kakaknya ditangkap otoriti Yunani dengan tuduhan penyelundupan manusia dan terancam kurungan 20 tahun penjara. Tapi setelah saya gugling, sepertinya sudah bebas. Keduanya bahkan menjadi ambassador UNHCR. Keluarganya (Ayah, Ibu, adiknya) juga sekarang sudah tinggal di Jerman.
Itu adalah salah satu contoh pengungsi yang berhasil hidup dengan layak. Layak dalam artian dibandingkan pengungsi lainnya ya. Tetap saja pengungsi tidak bisa mendapatkan hak yang sama atau setara dengan warga negara aslinya. Per hari ini ada 4 juta pengungsi di Turki. Semoga Allah menolong negara-negara yang membantu para pengungsi. Dengan tetap berharap, perang di Timur Tengah segera berakhir. Aamiin.
Comments
Post a Comment