Sebuah Apresiasi dan Kritik untuk Film "Pengabdi Setan 2"
Kalian pasti ga asing dong dengan film "Pengabdi Setan 2" yang baru release bulan ini yang merupakan sekuel dari film sebelumnya dengan judul yang sama. Saking populernya sampai tembus puluhan ribu tiket sukses terjual pada detik-detik sebelum release di bioskop terdekat.
Sebagai mantan penyuka film horror, saya melihat euforia itu wajar terjadi karena film pertamanya sukses melampaui ekspektasi penontonnya. Menurut saya, film-film dari dapur produksi Joko Anwar termasuk berbobot dan ga kaleng-kaleng. Selain karena aktor-aktor yang mumpuni berperan dengan baik, dari segi jalan ceritanya runut dan bagus, plus jumpscare dan efek sound-nya juga berkelas.
Dari sisi entertainment, kita bisa sepakat film itu sangat oke ya.
Fyi aja (walau ga penting), ini film horror yang pertama yang Hasni tonton di bioskop. Dulu-dulu hanya nonton dari TV ataupun harddisk (copy dari temen -- red. bajakan). Kenapa sih tiba-tiba tertarik nonton? Selain karena iseng aja, juga melihat euforia orang-orang pada booking tiket, plus penasaran aja pengen rasain sensasi nonton horror di bioskop kayak apa.
Ya, ternyata bener sesuai niat. Takdirnya, akhirnya nonton di jam 9 malem dengan 5 orang lainnya di 1 studio. Berasa studio milik keluarga. 😆 Seneng lah, akhirnya tercapai. Big thanks buat Tia dan Ayu yang mau nemenin nonton.
Apresiasinya cukuplah ya, sekarang kita bahas titik kritis-nya (emang makanan halal?). Kalian tau kan efek menonton film horror itu apa? Jadi takut, parno, kebayang-bayang, halu, gila karena pikiran sendiri. Buat yang menganggap sebagai hiburan, ya pasti B aja. Tau betul yang namanya film itu disetting, didramatisir, dibuat-buat, ditambah-tambahkan. Kalo ceritanya datar-datar aja ya ga seru. Kalo ceritanya cuma di bacain doa terus setannya kabur, bisa jadi bukan film horror. Karena kebobrokan film horror ya disitu.
Sebelum tak lanjutin, Hasni disclaimer ya, ini artikel untuk mengingatkan sesama Muslim. Kalau ga sepakat, skip aja.
Ada beberapa hal yang menganggu di film ini:
1. Kondisi Jenazah
Ceritanya ada sekian orang meninggal di hari yang sama karena kecelakaan di lift. Di visualkan kondisi jenazah ditaruh di lantai begitu saja dan hanya di tutup setengahnya (dari perut ke kaki). Biar memberi nuansa seram. Padahal, seharusnya jenazah harus tetap diberikan hak-nya. Jenazah itu harus ditutup seluruhnya dari kepala sampai kaki. Walaupun ruh sudah terlepas dari jasad, dalam Islam disebutkan, ruh tetap bisa merasakan sakit/dingin/panas/dll apabila jasadnya disakiti.
2. Berpikir Sholat tidak memberi pengaruh
Ini sebuah stigma yang selalu ada di film horror. Doa-doa ga akan pengaruh. Sholat dan dzikir tidak pengaruh. Sebuah kesesatan yang terus di gaung-gaungkan. Sebelum ada yang bilang, film horror bukan untuk Muslim doang!! Ya, dipikir aja.. kenapa harus ada entitas agamanya di film itu. Kenapa selalu ada ikon ustadz yang kalah sama setan, ada yang ga mau sholat karena katanya kalo sholat juga tetep di ganggu. Yang perlu dicek, sholatnya udah bener belum?
3. Orang yang menganggap setan sbg manifestasi itu boong
Ada scene ketika ustadz sedang keliling mengecek satu per satu kondisi jenazah, kondisi hujan deras badai gitu kan. Terus ketemu di Tari yang lagi ketakutan abis liat candy jump. Ustadz-nya bilang "takutlah hanya kepada Allah, setan itu cuma manifestasi dari pikiran manusia" dan ga lama kemudian ustadz-nya malah kesurupan. Mungkin perlu di cek, itu ustadz-nya cabutan dari mana? 😏
Scene itu menggambarkan seolah-olah, "halah boong lu kalo bilang ga takut Setan".
Cuma mau ngingetin aja, ini soal Aqidah. Buat Muslim, Aqidah itu harus selalu dicek dan dijaga agar tidak melenceng. Takut memang hanya kepada Allah.
Logikanya gini deh, kebanyakan orang takut sama Setan/Hantu/Jin karena dia "ghoib", ga bisa diliat dan bisa melakukan sesuatu yang buruk ke manusia seperti cerita film horror pada umumnya. Efeknya jadi mendorong perilaku tak sesuai seperti minta izin sama penghuni setempat kalo mau masuk rumah, kalo melewati tempat asing, dan lainnya biar ga diganggu. Nah, pertanyaannya, kok bisa ya ga takut sama Dzat yang lebih besar dan berkuasa daripada itu semua?? malah takut sama kroconya.
Biar ga jadi Qultum, cukuplah ya. Cuma mau ngingetin aja kalo di Al Quran itu sudah dijelaskan kalau Iblis memang diberikan Allah penangguhan untuk menyesatkan manusia sampai hari kiamat. Sebuah perjanjian abadi.
kata Iblis gini (bahasa versi gen z) "gua akan sesatin semua hamba-Mu kecuali yang mukhlis"
redaksi aslinya liat di As Shad: 77-83 yah. Eh apa bedanya Iblis sama Setan? Gugling weh gampang.
Paham ya sekarang? paham dong, masa engga.
Jadi, apakah kita termasuk yang mukhlis?
Comments
Post a Comment