Review Novel Layangan Putus Mommy ASF
Mungkin topik "Layangan Putus" hari ini tidak sepopuler beberapa bulan yang lalu, namun saya tertarik mengulasnya disini. Pada awalnya, saya membeli buku ini untuk support penulis yang mana merupakan pemeran utamanya dalam cerita tersebut. Saya pikir perlu untuk women support women, walaupun saya memasukkan buku ini ke dalam list -yang tidak perlu dibaca-.
Kenapa? karena menurut saya, ceritanya sedih dan nampaknya it's real. Waktu awal kemunculan cerita tentang ini di FB beberapa tahun lalu, saya pun mengikuti alur ceritanya dan saya menangis sesenggukan setelah membacanya. Benar-benar penuh dengan pertanyaan sekaligus ikut kesal dengan suaminya. Bahkan, saya sempat jadikan cerita tersebut sebagai bahan diskusi ke client saya yang waktu itu sedikit menyuarakan & menganjurkan saya untuk mau di poligami saat kami meeting bersama terkait IT project, yang mana diluar pembahasan. Sangat tidak nyaman.😒
Melanjutkan paragraf awal, akhirnya saya membaca buku tersebut pekan lalu. Buat saya, novel itu seperti menonton film, tidak bisa ditunda, bila halaman sebuah novel masih kurang dari 500, biasanya saya sikat habis hari itu juga. Buku layangan putus memiliki 256 halaman dan 16 bagian. Alur maju-mundur. Cerita terkesan real dan tidak ada drama yang berlebihan seperti Series-nya (Ya, saya menontonnya juga, penasaran :)). Saya bisa bilang film dan buku sangat sangat berbeda.. jauh. Namun, ada kesamaannya, seperti karakter masing-masing peran. Bisa dirasakan karakternya sama.
Karena series tersebut mendapatkan rating penonton yang tinggi, hingga jadi nomor 1 pada sebuah platform. Disaat yang sama, banyak public figure yang mengundang penulisnya dalam acara podcast mereka, dan ya saya menontonnya (hampir) semua. Penulisnya sangat menekankan beliau berlepas diri dari cerita yang ditambah-tambahkan/dibuat berbeda (diluar buku yang ia tulis). Saya pun melihat beliau konsisten menyampaikan bahwa bukan poligami-nya yang salah, namun pelaku poligami tersebut. Karena menurut beliau, poligami itu adalah ibadah yang tinggi, tetapi butuh ilmu yang cukup untuk menjalankannya, dan beliau tidak merasa mendapatkan kecukupan ilmu atas hal tersebut.
Mari kembali ke bukunya, buku tersebut menceritakan sejak awal mula mereka bertemu dan berkenalan pertama kalinya hingga akhirnya mereka menikah. Kinan dan Aris bertemu di sebuah club di Bali, yang kemudian menjadikan mereka dekat, berpacaran, membangun bisnis bersama, lalu menikah.
Diceritakan, ada proses hijrah yang dahului oleh Aris saat Kinan baru saja melahirkan anak pertamanya dan mengalami baby blues. Kinan merasa dirinya ditinggalkan, tetapi Aris selalu menekankan, "Aku belajar agama untuk kita, kamu sabar ya". Hari ke hari suaminya semakin semangat dalam mempelajari agama, selalu ke masjid 5 waktu, bahkan mengikuti kajian sampai larut malam. Saat dini hari pun, terpergoki sedang menonton kajian.
Sampai disini, menurut saya untuk point belajar agamanya, saya sangat kagum ya dan memang kurang lebih begitu euforia awal-awal hijrah. Hidayah dari Allah itu masyaAllah, bahagianya tidak bisa digambarkan. Seolah-olah baru saja melewati gua yang pekat, lalu Allah berikan sedikit cahaya. Ada perasaan ingin mengejar cahaya itu, mendapatkannya lebih banyak.
Sepanjang novel itu, penulis konsisten menyampaikan bahwa Aris itu orang baik, sangat baik, suami yang baik, suami yang menyayangi anak-anak dan istrinya, dan handal dalam mengelola bisnis hingga dimudahkan Allah mendapatkan kemapanan dari usahanya. Hanya satu yang kurang; kurang komunikasi, kurang diskusi.
Kemudian datanglah suatu hari dimana suaminya menghilang tanpa kabar, lalu pulang 12 hari setelahnya dengan membawa teman hidup baru. Suaminya menikah lagi, melanggar perjanjian pra nikah mereka.
Kinan yang saat itu sudah hijrah, mengenakan hijab, dan ikut belajar agama, mengerti bahwa hal tersebut sunnah, Allah bolehkan dengan syarat bisa adil, jika tidak bisa, maka satu istri cukup. Kinan paham itu. Hanya saja Kinan kecewa karena suaminya melanggar janji pra nikahnya, terlebih lagi suaminya honeymoon dengan istri barunya ke Cappadoccia, yang mana merupakan impian Kinan (suaminya sangat tahu ini).
Setelah kejadian tersebut, Kinan berusaha menerima orang baru dalam keluarganya, meskipun berat, dan masih belum paham mau dibentuk seperti apa keluarganya ke depan. Suaminya selalu menghindar saat diajak membahas hal tersebut dan beralasan itu semua hanya soal waktu untuk bisa menerima.
Belum lagi soal kebutuhan finansial yang terlihat suaminya lebih mengutamakan istri barunya. Rumah sewa untuk istri barunya seharga 40 juta per 3 bulan disetujuinya, dibanding kebutuhan Kinan dan anak-anaknya. Kinan yang malah diminta bersabar karena keuangan sedang sulit. ðŸ˜
Satu setengah tahun menerima kondisi itu dengan harapan bisa mempertahankan keluarganya, karena anak-anak menjadi faktor pertimbangan. Tetapi selama itu juga, Aris selalu menolak diskusi dengan Kinan. Membelikan sesuatu sebagai penyelesaian solusi. Ternyata ungkapan "Talk less, Do more" tidak selalu baik untuk sebuah rumah tangga (menurut Kinan..dan saya pikir saya sepakat.. Komunikasi itu tetap harus ada, tidak bisa dihindari).
Saat Kinan merasa sudah sampai pada batas toleransinya, dia mulai merencanakan untuk berpisah dan pelan-pelan memulai karirnya kembali sebagai dokter hewan, agar bisa menabung uang untuk keperluan sekolah anak-anaknya kelak, dan memilih Kota Malang sebagai kota tujuannya.
Suaminya sudah pernah menjatuhkan talak 1 ke Kinan, lalu 20-an hari setelahnya meminta rujuk kembali. Kinan menerimanya dengan harapan bisa memperbaiki pernikahannya. Tetapi, hal itu tidak terjadi. Bau pertikaian tercium orang tua Kinan, hingga pada suatu hari berkumpullah Ibu Kinan dan Ibunya Aris di Kota Malang menanyakan akar permasalahannya dan solusinya. Tapi pada akhirnya mereka berpisah dengan segala keruwetannya mengurusi masalah gono-gini.
Akhir dari cerita tersebut, Kinan dan Aris tetap berhubungan baik sebagai partner untuk mengurus anak-anak mereka. Kinan pun masih berhubungan baik dengan keluarganya Aris.
Begitulah endingnya.
Karena cerita ini diangkat sebagai novel, saya juga berlepas diri dari keakuratan ceritanya, kita semua tahu novel terkategori fiksi dan ada kemungkinan penambahan peran/bumbu lainnya. Semestinya akan lebih fair jika ada versi dari suaminya. Ya,.. mungkin tidak akan pernah ada. ✌️
Perceraian memang dibenci Allah dan disukai Iblis, tetapi kita (saya) tidak pernah tau apa yang benar-benar dihadapi oleh tiap orang, dan tidak akan pernah bisa mengukur seberat apa bebannya. Hanya bisa mendoakan, untuk kamu yang ditakdirkan bercerai, semoga diberikan kelapangan menerima takdir. Untuk kamu yang masih dalam ikatan pernikahan, semoga diberikan kelanggengan sampai Jannah-Nya.
dan buat para lelaki penyorak poligami tanpa tahu jelas aturan dan kaidahnya dalam Islam, tanpa mendalami akhlak Rasulullah terhadap istri-istrinya.. kagak usah tamak. Yang single masih banyak. :')
Mohon maaf jika tidak berkenan. Sekian review dari saya. Semoga mendapat manfaatnya.
"dan buat para lelaki penyorak poligami tanpa tahu jelas aturan dan kaidahnya dalam Islam, tanpa mendalami akhlak Rasulullah terhadap istri-istrinya.. kagak usah tamak. Yang single masih banyak. :')"
ReplyDeleteNoteeeed.
Kalo kata ummi2 waktu di bandung, laki2 itu sering diingetin. Tapi kalo udah diingetin msh ngelanggar, mgkn the meaning of the 'dableg' 😂