Mutiara Hikmah dari Buku Kun Bil Qur'ani Najman (2)

 

Mutiara Hikmah Buku ini Part 1 dapat dibaca dilink ini ya:

Mutiara Hikmah Part 1

Saya izin melanjutkan mutiara hikmah lainnya yang terkandung dalam buku "Kun Bil Qur'ani Najman" karya Ust Saihul Basyir Al Hafidz.

Jangan sekali-kali pernah merasa sudah banyak waktu yang Anda keluarkan bersama Al-Qur'an, sepanjang apa pun Anda habiskan waktu bersamanya. Karena seberapa banyak waktu Anda habiskan bersama Al-Qur'an, sebanyak itu pula keimanan dalam hati makin mantap, sebanyak itu pula pengetahuan agama dalam kepala Anda bertambah, sebanyak itu pula tingkatan Anda di surga Allah nanti makin meningkat. Hilangnya waktu karena Al-Qur'an adalah keuntungan tiada tara tingginya dan indahnya bak bintang-bintang yang jumlahnya tiada terkira. -- hal 36-37

Kunci pembuka untuk memahami isi apa yang kita hafal adalah dengan tahu nama surah yang kita baca, fadilah, kekhususannya, berapa jumlah ayatnya, kelompok surahnya, sebab turunnya, jumlah ayat yang dihimpun, urutan ke berapakah ia turun, dan seterusnya. Semuanya tentu diserap secara bertahap dan pelan-pelan. Hingga terjadi keserasian penuh energi. Bersamaan dengan bertambahnya hafalan kita, berkembang pula kekuatan hafalan kita. Dengan cara inilah, kecintaan dan persahabatan dengan Al-Qur'an akan tumbuh. Bahkan banyak ulama yang mengembangkan ilmu-ilmu baru dalam bilang Al-Qur'an yang belum disusun di zaman Rasulullah saw.-- hal 37

Karena menurut Rasulullah saw., dan para sahabatnya, bukan mereka yang punya suara paling merdu yang disebut paling indah bacaannya. Melainkan mereka yang jika kamu lihat ia membaca Al-Qur'an, kamu melihatnya takut pada Allah azza wa jalla dan bacaannya membuatmu takut kepada-Nya. -- hal 43

Ketahuilah bahwa seberapa besar daya tahan kita duduk berlama-lama berinteraksi bersama Al-Qur'an berbanding lurus dengan seberapa banyak pemahaman kita akan Al-Qur'an yang dibaca. Semakin paham kita, semakin panjang pula umur interaksi kita dengan Al-Qur'an. Jika kita hanya paham cara membacanya, hanya tahu cara memperindah lantunannya, hanya mengerti cara memperlancarnya, saat semua itu kita kuasai dan capai, niscaya berhentilah kita dari berteman dengan Al-Qur'an. Sedangkan yang kita inginkan adalah keberkahan yang tiada henti. Lalu, bagaimana keberlangsungan berkah akan berlanjut terus-menerus, jika kita sendiri yang menghentikan hubungan dengan Al-Qur'an. -- hal 49

Rasulullah saw., dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari Wail bin Asqa', "Aku telah diberikan tempat pengganti kitab Taurat yaitu As-Sab'u At-Thiwal. Dan aku telah diberikan pengganti posisi kitab Zabur yaitu Al-Mii'in. Dan aku telah diberikan pengganti posisi kitab Injil yaitu Al-Matsani. Dan aku diberikan dari yang lain dengan Al-Mufashshol." -- hal 51

Adalah Imam Ath-Thabari yang menafsirkan bahwa As-Sab'u Ath-Thiwal merupakan tujuh surah yang paling panjang dalam Al-Qur'an. Tujuh surah ini terletak hampir ketujuhnya pada surah-surah pertama; Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-An'am, Al-A'raf, dan Yunus menurut satu riwayat, atau At-Taubah menurut riwayat lain. -- hal 51

Lalu Al-Mii'in adalah surah-surah lanjutan dari As-Sab'u At-Thiwal, disebut demikian karena jumlah ayat dari tiap surah tersebut lebih dari 100 atau mendekati 100. Sedang Al-Matsaanii dan Al-Mufashshol adalah surah-surah lanjutan dari surah Al-Mii'in. Kelompok ini disebut Al-Matsani karena ia melanjutkan hingga sampai surah-surah yang pendek-pendek atau disebut juga Al-Mufashshol. -- hal 51

Surah-surah Al-Mufashshol kembali terbagi tiga, Al-Mufashshol Al-Kubro atau surah-surah pendek namun masih agak panjang yang dimulai dari surah Al-Hujuraat hingga surah An-Naba'. Lalu An-Naba' hingga Adh-Dhuha disebut Al-Mufashshol Al-Wustho. Dan dari Adh-Dhuha hingga An-Nas disebut Al-Mufashshol As-Sughro. -- hal 51

Dalam sebuah riwayat dari Asy-Sya'bi bahwa 'Umar bin Khaththab ra., dikisahkan bertemu sebuah rombongan yang sedang dalam perjalanan. Di antara rombongan tersebut ada 'Abdullah bin Mas'ud ra. Lantas 'Umar menyuruh seseorang untuk memanggil mereka, "Dari mana rombongan ini?" Mereka menjawab, "Kami datang dari daerah yang jauh menuju Baitul 'Atiq, Kakbah".

'Umar berkata, "Sungguh di antara mereka ada seorang alim." Ia kembali menyuruh seseorang untuk menyeru, "Ayat Al-Qur'an apa yang paling agung?" Maka 'Abdullah menjawab, "Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum (Ayat Kursi, QS Al Baqarah: 255)."

'Umar kembali meminta lelaki tersebut, "Tanya mereka, 'Ayat Al-Qur'an apa yang paling bijaksana?''" 'Abdullah menjawab, "Innallaha ya'muru bil 'adli wa ihsaani wa itaaidzil qurba wa yanha 'anil fahsyaai wal munkar (QS An Nahl: 90)."

'Umar meminta lagi, "Tanya mereka, 'Ayat Al-Qur'an apa yang paling menyeluruh?'" 'Abdullah menjawab, "Faman ya'mal mitsqaala dzarratin khairan yaroh. wa man ya'mal mitsqala dzarratin syarran yaroh. (QS Al-Zalzalah: 7-8)."

'Umar kembali meminta, "Tanya mereka, 'Ayat Al-Qur'an apa yang paling memberi harapan?'" 'Abdullah kembali menjawab, "Qul yaa 'ibadiyyalladziina asrafuu 'alaa anfusihim laa taqnathuu min rahmatillah. (QS Az Zumar: 53)."

Maka 'Umar bertanya, "Apakah ada 'Abdullah bin Mas'ud diantara kalian?" Mereka menjawab, "Ya."

Itu satu contoh yang tegas sekali menerangkan tingkat interaksi dengan Al-Qur'an menentukan tingkat ilmu, dan tingkat ilmu menentukan derajat kemuliaan manusia. Sebab Allah telah menjelaskan semua prinsip dan seluruh dasar petunjuk manusia saat hidup. 'Abdullah bin Mas'ud ra., tidak mendapatkan ilmu tentang kategorisasi ayat-ayat dengan term 'yang paling' seperti di atas dari Rasulullah saw.

Tidak ada persis ajaran Rasulullah yang membuat kategorisasi dengan cara seperti itu. Tidak disebutkan dalam hadis sahih. Namun, Ibnu Mas'ud ra., bisa sampai pada tahapan menentukan ayat-ayat pilihannya pada setiap tema yang ditentukan dengan mudah. Ini semua berkat kesungguhan Ibnu Mas'ud dalam bertafakur dan bertadabur Al-Qur'an. Hingga menyaring ribuan ayat dan lautan makna untuk menemukan satu ayat yang ditimbang paling pas untuk menjadi 'yang paling' dari tiap jawaban yang diajukan. -- hal 56-58

MasyaAllah.. Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Kolam Renang Khusus Wanita di Bogor