Love Pantai Banget

Assalamu'alaykum

halo sahabat semua, aku lagi ada mood nih melanjutkan cerita Explore Pantai Malang. Sebagian sudah aku bongkar di artikel sebelumnya. 
yang mau baca monggo di klik artikel dibawah ini:

Nah kali ini aku ingin melanjutkan cerita keseruan selama di Pantai Gatra juga Pantai Tiga Warna.

Jadi, gembira sekali sudah sampai pantai Gatra, tempat kami akan mendirikan camp.  Ternyata disana rame sekali. Kondisi pada waktu itu, hujan rintik sedikit dilatar belakangi oleh suara indah deburan ombak pantai selatan. Ah Senangnya! 
Walaupun tali tas bawaanku putus sebelah, tetap happy.

Karena hari sudah malam, kami juga belum sholat, dengan segala tenaga sisa kami berusaha mendirikan tenda, bebersih seadanya, sholat, lalu makan malam. Awalnya kami kira hujan akan terus menemani malam kami. Tapi, Alhamdulillah hujan berhenti, cuaca malam itu mendadak cantik karena bulan bersinar dengan sangat terang tepat di atas tenda kami berada. Dengan samar, di depan kami membentang lautan yang luas dengan gunung-gunung sebagai pemanisnya. 

Terpancar aura kebahagiaan dari semua yang ada disitu. terlihat beberapa orang bermain-main dipinggir pantai lalu tertawa bahagia, entah sedang bermain apa. Kami memilih di duduk-duduk depan tenda..menikmati segelas Pop Mie panas juga beberapa cemilan. Tak lama kemudian badan sudah minta di istirahatkan.

"duaar duaaar.....gkgkgkg duaaaarr...." 

Aku terbangun kaget karena suara petir yang begitu memekakkan telinga, juga terasa wajahku terkena cipratan air hujan dari balik tenda. Suara pantai begitu mengerikan, ombak berdebur dengan sangat keras. Semua teman-temanku terbangun. Hujan terus bertambah kencang, menggoyang-goyangkan tenda kami, air ikut menetes menembus tenda kami.

"ya allah... gimana nih"
"zor, zoraa..tendanya mau rubuh nih, serem..apa keluar aja?" 
"ya allah, ya allah..astaghfirullah" kami serentak istighfar

"hasni, coba liatin air lautnya udah dimana?'
"Lah, air laut mah di laut. cuma pasang sedikit"
"udah deket tenda blum? Kalo tenda kita hanyut gimana?"
"hahahaahaa" 

Dalam kemencekaman itu ternyata kami masih bisa tertawa karena pertanyaan konyol seperti itu. Hujan semakin deras, tetapi suara petirnya sudah berkurang. Kami diam, khusyu berdo'a, tak ada yang dapat kami lakukan selain berdo'a pada Allah untuk meminta keselamatan, akhirnya kami memaksakan untuk tidur kembali. 

Pihak Penanggung Jawab Konservasi Tiga Warna sudah mengatakan pada kami bahwa jam 6 a.m kami harus sudah siap jalan menuju Pantai Tiga Warna. Pantai Tiga Warna masih di jaga keperawanannya, hanya orang-orang yang sudah melakukan reservasi h-sebelumnya yang bisa masuk Pantai Tiga Warna.

Semua sudah siap jalan, kecuali dua teman kami yang lainnya. Salah satu dari mereka masuk angin karena hujan semalam, jadi teman kami yang satunya ikut menunggunya. Akhirnya hanya kami berempat saja yang jalan ke pantai itu.

Jalan menuju pantai itu terbilang mudah, tidak banyak tanjakan, hanya saja karena hujan mengguyur semalaman, tanahnya becek sehingga harus hati-hati dalam melangkah. Diperjalanan Guide kami bercerita banyak hal mulai dari awal mula adanya konservasi pantai Tiga Warna hingga dia mendapat penghargaan dari Presiden sebagai guide terbaik di wisata. Bapak tersebut berusia sekitar 60 tahun namun masih gagah menyusuri jalan kotor nan licin.

Hampir 1 jam setengah kami berjalan, dan akhirnya pantai indah berwarna tiga sudah ada di hadapan kami. Yeay! Subhanallah pemandangannya, pasir putihnya masih terjaga, bersih dari sampah karena memang termasuk hutan konservasi yang dijaga kebersihan, keperawanannya. 

Eh tapi seketika jadi lemes, kelaperan. hihi. belum sarapan. Di pantai tersebut ada 1 warung saja, tapi lengkap, gorengan yang masih hangat, kopi, teh, pop mie, dan lain-lain.

Saat kami masih menikmati gorengan dan sarapan pagi itu, Guide kami pergi menuju tempat alat-alat snorkeling berada dan mengambil 4 pasang alat untuk kami pakai.

sekian menit kemudian,
"jadi begini ya cara pakai alatnya, bla bla"
"yaudah sana latian, kalo ga bisa teriak nanti saya kesitu bantuin"

Aku kira kami bakal snorkeling di tengah laut. ha ha. Ternyata snorkelingnya di situ juga. Jadi bersusah payah berjuang ke arah tengah, sambil rusuh mikir cara pakai alatnya. Sekian menit berlalu, kami tak sampai-sampai ke arah tengah, tertawa menyeringai, ombak terus mendorong kami ke bibir pantai. 

Ada satu teman kami yang histeris sekali dengan laut, satunya lagi galau mau ke tengah laut apa nggak, jadi ragu gitu mau berenangnya. Tapi aku dan satu teman lainnya bantu semangatin. Ya rugi dong jauh2 ga nyemplung. Nah, akhirnya kami berempat berjuang berenang ke tengah, sesekali menundukkan kepala melihat keindahan bawah lautnya. Tapi waktu itu aku tidak melihat dengan jelas karena pengunjung ramai terus jadi tidak jernih airnya. sebenarnya karang-karangnya bagus, ikan kecil yang lucu-lucu banyak juga.

Hujan tiba-tiba menetes pelan-pelan terus semakin bertambah volumenya. Pada waktu itu kami sudah lumayan jauh dari bibir pantai. Hampir semua orang balik, memberhentikan diri berenang dan snorklingnya. Kami pun akhirnya mengikuti. Guide juga sudah teriak, balik aja. Nah satu temanku ini histeris

"Ni, udah pada balik. kita masih di tengah. ayo balik"
"iya ini kan mau balik, ayo berenang bareng biar cepet nyampe"

Namun goyangan ombak membawa kami kembali, terus begitu.. haha. sebenarnya kuncinya jangan PANIK. Padahal sebenarnya ga di tengah banget sih, karena temanku sudah hopeless duluan ngeliat yang di tengah laut cuma tinggal berempat, dia terdengar takut banget. 

"Pak, toloooong, toolooong" seketika dia teriak minta bantuan ke Guide di ujung sana. Ya tapi ada untungnya juga, Guide langsung berenang cepet banget nyampe ke kami dan membantu untuk sampe pinggir. Semua pengunjung jelas melihat drama ini. Dan yaa ini jadi cerita lucu yang akan terus dikenang. Semua pasti ada hikmahnya.

Waktu yang diberikan untuk bermain di Pantai Tiga Warna hanya 2 jam, jadi Guide langsung menuntun kami untuk kembali ke Pantai dimana camp kami berada. Setelah mandi, foto-foto, beberes alat2 camp.. dengan kecewa harus meninggalkan pantai kembali ke kota mengejar kereta pulang.

Drama terakhir yang kami dapati sebelum pulang adalah, di hadapkan macet sehingga kami kebingungan harus mengejar kereta atau bis. Semula berencana mampir ke ITS dan jalan-jalan di Surabaya jadi mustahil. Kami hanya berfokus pada PULANG. 

Beberapa solusi ditawarkan kakk salah satu teman kami, naik kereta dari Stasiun Malang, tapi ternyata sudah habis tiketnya. Akhirnya bismillah kami naik bis dari Malang menuju Terminal Surabaya. Dalam hati, rasanya akan tertinggal kereta soalnya jalanan maceeet sekali. Semua diliputi ketegangan, penuh harap. Karena lelah sudah mendera seluruh badan, aku memilih tidur saja daripada tegang melihat jalanan yang macetnya masyaAllah, bis jalannya seuprit-uprit (sedikit sedikit). 

Sampai terminal Surabaya itu setengah jam sebelum kereta berangkat. Dengan segala tenaga yang kami punya, mencoba tawar sana sini sm ojek terminal disana (dalam kesempitan masih bisa nawar ya wkkwk) dan ga deal. akhirnya kami memilih naik ojek online (bukan promosi ya) hehe.

"Bang KEBUT ya. tolong!" dah itu aja yang kami pesen ke abang ojeknya
"Pokoknya harus nyampe sebelum jam 10 di sana"
"bang pokoknya kebut banget tp ttp hati2"

itulah kisaran kata-kata andalannya. dan mereka tertantang, jadilah kebut sekali, berkibarlah benderaku -eh maksudnya, kerudung- pokoknya the power of calon emak emak dah menguatkan hati bismillahi tawakaltu alallah..alhamdulillah selamat semua.

dan petualangan berakhir dengan berlarian mengerjar kereta yang 2 menit lagi akan di berangkatkan. 

"Lari mbak..cepet mbak"


itu suara menganggu banget, cuma ya HAPPY ENDING, kami berhasil masuk kereta menemukan kursi kami, tak lama kemudian kereta jalan. ALHAMDULILLAAAH.

Pengalaman tersebut tak membuatku jera untuk liburan di pantai. Karena aku suka banget pantai, ya walaupun belum bisa berenang di laut. Semoga next bisa explore lebih banyak pantai-pantai di Indonesia.

Terima Kasih banyak untuk Kakaknya Ayu yang udah membawakan oleh-oleh Kota Malang untuk kami berempat. Tidak menyangka mendapat oleh-oleh karena waktu yang mepet itu membuat kami tak lagi berfokus pada yang lain melainkan hanya bagaimana sampai stasiun sebelum kereta berangkat. Makasi juga dah ngajak jalan muterin kota Malang dan Batu. juga Makasi sudah dibolehkan menginap semalam sebelum berangkat ke pantai. :D Semoga jadi amal kebaikan. Aamiin.

semoga sahabat mendapatkan hikmah dari drama perjalanan kami ~




Comments

Popular posts from this blog

Kolam Renang Khusus Wanita di Bogor