Usus Buntu Part 4
Ia memulai pembicaraan, “kota baru ya mbak?”
“iya pak”, jawabku
melihat gelagatku yang kurang nyaman, dia berkata “tenang aja mbak, saya udah tua kok dah punya anak istri. dari tadi juga istri saya nelponin terus. karena biasanya jam segini sudah di rumah”
aku hanya diam.
“lagi liburan ya mbak?” tanyanya lagi
“ga pak, saya mau berobat”
“oh, sakit apa?”
“usus buntu katanya, masih dugaan aja”.
kemudian ia cerita panjang lebar, ia memiliki 3 anak. Anak pertamanya umurnya 19 tahun, dulunya kuliah di Surabaya, tapi dipertengahan jalan kuliahnya berhenti. Anaknya lebih memilih kerja di Arab Saudi, cari pengalaman katanya. Motor pemberian bapaknya pun sudah dijual untuk ongkos jalan ke arab. Ia seperti memberi nasehat padaku, seperti kuliah yang benar agar berguna dan bisa membahagiakan orang tua. Walau begitu, aku tetap ingin cepat2sampai di rumah.
Bypass-Antasari-Kali balok-Kota baru. Akhirnya mobil sampai di rumahku tepat pukul 01.00 wib. Syukur yang tak terhingga karena sepanjang perjalanan Allah selalu menolongku.
“ckrek..ckrek” mama membuka pintu, padahal aku baru saja turun dari mobil.
firasat ibu memang benar. ia menciumku dan memelukku dengan hangat. ia memang seorang ibu yang hebat.
firasat ibu memang benar. ia menciumku dan memelukku dengan hangat. ia memang seorang ibu yang hebat.
Semua orang sudah tidur, kecuali mama. TV masih nyala, “biarga ngantuk” katanya. Aku langsung mengambil air wudhu untuk menjamak sholat magrib dan isya. selesai sholat, duduk dan ngobrol sebentar kemudian mama memintaku untuk makan. Padahal sudah dini hari, ingin rasanya tidur. Namun tak enak hati menolak ajakan seorang ibu yang sudah membuatkan makanan hanya untuk anaknya. Ku buka tutup saji, ada ikan pindang dan bayem (kalo ga salah). Walau sudah dingin, tapi rasanya tetap enak. Setelah itu, kamipun isitirahat, tidur hingga shubuh menjelang.
Rabu, 6 Maret 2012
Matahari telah menampakkan sinarnya, menerobos jendela kamar tempat ku tidur. Kami harus beres2 rumah sebelum pergi ke dokter. seperti biasa, papa memberi makan ayam dan membersihkan halaman. itu kegiatan rutinnyatiap pagi. Mama sibuk memasak untuk sarapan pagi. Tetehku siap2 berangkat kerjadan adik2ku mau ke sekolah. Jam 8, kami baru bisa berangkat menuju RSUD diteluk.
Sampainya disana, mendaftar dan mengantri giliran. Ruang tunggu begitu penuh, semua orang datang dengan sakitnya yang bermacam2. mataku hanya terpaku pada ruangan dokter bedah. satu persatu masuk dan keluar, hingga ada yang memanggil namaku, “Nn. Nurhasni Fadilah silahkan ke poli bedah”.
mama menemaniku masuk ke ruangan. sementara papa dan hani jalan2 keluar gedung.
“keluhannya apa mbak?” Tanya dokter mengawali
bla…bla. aku ceritakan panjang lebar apa yang ku rasakan minggu lalu. kemudian ia memeriksaku, dan seperti biasa menekan perut bagian kanan bawah. kali itu benar2 sakit. mungkin ususnya sudah bengkak.
kemudian iapun menulis rujukan yang sama yaitu USG. untuk memastikan penyakit yang sebenarnya. Kalau pada laki2, sakit perut bagian kananbawah 80% positif usus buntu, namun berbeda pada wanita. Dalam organ wanita,dibagian perut bawah tidak hanya ada usus buntu tetapi juga ada indung telur.Keputusannya memang harus USG. Kami dirujuk ke radiologi RS Graha Husada lampung.
bersambung...
Comments
Post a Comment