Jadi, kapan lagi kita kemana?

hmm, salah satu sahabatku sedang dalam perjalanan menuju bromo dan di lanjut ke semeru. sukses buatmu, ndae. Semoga sehat selamat sampai rumah. Aku jadi teringat pengalaman pertama naik gunung. Pendakian pertama itu adalah Gn. Papandayan di Garut Jawa Barat. Dari dulu saya memang suka kegiatan outdoor. Namun, untuk kegiatan satu ini belum sempet saya tekuni. hehe.
Sampai suatu hari, allah mengizinkanku untuk menjelajahnya. 19 april 2014, bersama 6 sahabatku (semuanya perempuan) bersama mendaki gunung setinggi 2665 mdpl. kalo kata temenku, "gunungnya cetek kok". ada juga yang bilang, "pakai gamis juga bisa kok naik papandayan mah". :v Berbekal info itu, ketakutan pun mereda. Lagipula ada choi, sausan dan lisda yang hobi naik gunung. Aman :D
 
Yang bawa tas carrier hanya 4 orang. mereka keren dah. saya dan 2 orang lainnya hanya bawa tas daypack. haha. Tapi berat juga kok :D.

Perjalanan dari kaki gunung ke kawah lumayan jauh, sehingga memerlukan beberapa kali istirahat untuk minum dan meluruskan punggung. slogan kami, "bentar lagi sampe". Slogan itu sebenarnya untuk mengirim sugesti positif ke otak agar energi bertambah dan cukup berhasil.
Pemandangan yang indah disekitarnya pun seakan-akan menambah energi kami. Allahuakbar. Keindahan alam yang tiada tara.


Saat melewati kawahnya, air belerang yang mendidih dan menyengat bahkan mungkin mematikan, membuatku berpikir, "sungguh bodoh apabila manusia berpikir neraka dan surga itu tidak ada. mudah bagi allah membuatnya seperti kawah ini". Inilah yang saya sukai ketika melihat alam, yakni menambah keimanan kita kepada allah. Subhanallah.


Dari kawah, kami masih harus jalan sampai pondok seladah, yakni tempat perkemahan. Jaraknya lebih jauh dan cukup menantang. Papandanyan banyak dikunjungi pendaki, sehingga suasana pendakian menjadi lebih seru. Meski tak kenal satu sama lain, selalu ada senyum dan ucapan motivasi. Terlebih mungkin ketika mereka melihat kami, female semua, berkerung lebar dan memakai rok membawa serta barangnya lumayan banyak. "semangat mbak, dikit lagi kok", ucap seorang pendaki yg berbeda arah dengan kami. Dia sudah lebih dulu ke puncak. 
Satu hal lucu dari mulai mendaki sampai turun, koper kompor yang saya bawa menarik perhatian beberapa pendaki. "mbak, bawa laptop ya". "mbak, itu bom ya", wkwkkw.. dan komentar lainnya yang lucu2. Mungkin sebagai hiburan ditengah kelelahannya mendaki. 


Setelah beberapa jam berjalan (mungkin sekitar 2 1/5 jam), kami pun akhirnya sampai pondok seladah dengan selamat. Weekend yang panjang membuat pondok seladah cukup ramai, untungnya masih kebagian tempat untuk bangun tenda. Keramahan pendaki itu terasa saat seorang bapak di dekat tenda kami memberi 2 gelas minuman hangat. Jamuan yang tepat untuk kami yang kelelahan. hehe. 

Cuaca cukup cerah saat kami membangun tenda, sehingga muncul rencana untuk jalan2 saat itu juga. Namun, kabut tebal datang berjalan perlahan, menyelimuti pegunungan. Berjalan2 saat kabut tebal bukan pilihan yang baik, sehingga kami memilih di tenda, memasak. :D

Mungkin memang suratan takdir, cuaca kembali cerah. Setelah makan, kami pun berjalan menuju hutan mati. bersama pendaki lainnya. Jalanan yang becek berhasil membuat sendal dan sepatu kami kotor parah. haha bahkan sempat dapet 'jackpot' (lumpur yang dalem). 

Suasana hutan mati saat kabut kembali datang menyergap menjadi lebih horor.

Beberapa saat kemudian, kabut sudah memenuhi hutan mati sehingga kami harus balik ke tenda dan perjalanan hari itu berakhir. Sampai ditenda, hujan turun mengguyur perkemahan. Rencana allah memang yang terbaik. :)

Menjelang malam, udara lebih dingin, tarik selimut tidur. eh ga ada selimut haha, buka sleeping bag, tidur..

Saat mata hampir terpejam, terdengar suara ribut dari luar tenda. Samar terdengar katanya ada yang kesurupan, sehingga mereka meminta kesediaan kami untuk membacakan al qur'an karena yang kesurupan adalah perempuan. Berat keluar dr sleeping bag yang hangat, kaki gemetaran karena udara yang sangat dingin. tapi menolong lebih utama ya kan? hehe Akhirnya kami menuju TKP, tapi alhamdulillah ybs sudah keburu sadar dan kami bisa cepat kembali ke tenda.

Kalau mendatangi tempat seperti gunung, sangat disarankan untuk selalu berdzikir, membaca al qur'an atau lakukan kegiatan apapun yang tidak membuatmu 'bengong'. In sya allah, aman.

Mata yang tadinya hampir terpejam, malah tidak ngantuk setelah kembali di tenda. Choi, salah satu temenku berinisiatif memasak air. dia menyeduh kopi dan aku menyeduh sereal.
 
"ayo kita kocok gelasnya.. di shake shake" kataku

Malahan air muncrat dari gelas choi. karena tutup gelasnya kurang rapat.

tertawa geli... #upss

***

Aku yg sedang cuti malas beranjak keluar, beberapa temanku sudah diluar tenda bersiap sholat subuh.

"wow, bintangnya banyak. indah banget" sahut temenku.

aku tak tertarik. tetap dalam sleeping bag. sampai akhirnya, tergoda untuk keluar karena ingin minuman hangat. :D

Beberapa menit kemudian, kami bersiap menuju puncak. Pada saat itu hanya 4 orang dari kami yang ingin ke puncak termasuk saya tapi kami tidak ada yang tau jalan menuju kesana. Kebetulan sekali, tetanggga tenda kami yang "itu" mau ke puncak juga dan akhirnya kami ke puncak bersama. Intinya, bertemu ikhwah di perjalanan itu adalah anugrah. Alhamdulillah.

Padang edelweis.. puncak papandayan
 



 Kegiatan menjelajah usai... back to home. 


Thanks.

Seru ya ternyata.. Jadi, kapan lagi kita kemana? :D

Comments

Popular posts from this blog

Kolam Renang Khusus Wanita di Bogor