Suku Dayak dan Jenglot. Mistis?
Kemarin saat jalan-jalan di pasar, nemenin mama belanja, tak sengaja kami mendengar sesuatu yang bising seperti jual obat. Karena rasa penasaran, sambil lewat sambil melirik di kerumunan tersebut. Kagetnya ternyata bukan jual obat karena yang sedang di tunjukkan oleh empunya adalah beberapa patung kecil berbentuk manusia dan keris-keris dari yang kecil sampai yang besar. Mistik nih pikirku.
Lucunya, karena penasaran, kamipun ikut menonton. Dengan cermat kita dengar apa yang di ucapkan. Ia bercerita, bahwa ia suku dayak asli dari ketapang kalimantan barat yang kemudian menjadi muallaf di brunei darussalam. Dari penampilannya bisa kita tebak ia muslim karena memakai busana muslim juga penutup kepala (bukan jilbab karena rambut dan lehernya masih kelihatan).
Segala KTP dan akte kelahiran di tunjukkan untuk menyakinkan penonton bahwa ia adalah dayak asli namun muallaf. Ibunya masih hidup, katanya. Umurnya 140 tahun. Ia di usir oleh keluarganya karena sudah memeluk islam. dengan logat kalbarnya ia bicara lantang.
"saya tak lagi makan babi, tak lagi makan anjing. saya sama seperti anda-anda semua. di usirlah saya sama ibu saya, sama anak saya karena saya masuk islam"
Makin lama kami berdiri, namun rasa penasaran belum terpenuhi. Masih meraba-raba apa hubungannya sama benda-benda mistis di depannya itu?
lanjutnya ia menjelaskan,
"kuping saya ni dah di operasi, jadi tak panjang seperti dayak-dayak. tapi badan saya semua masih bertato. bukan tato buat berlaga jago tapi ini adat kami, suku dayak asli ketapang"
Kemudian ia memulai pertunjukkannya. Boneka bertentuk manusia itu di keluarkan dan di pamerkan. Ada sekitar 3 yang saya lihat. Ia tunjuk-tunjukkan ke kami, para penonton. Ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, katanya. Saya tidak bisa membedakannya.
Setelah itu ia pegang 1, yang perempuan. Mulutnya komat kamit seperti membaca ajian/mantera. Mulai saat itu, saya juga ikut komat kamit tapi bukan mantera melainkan istighfar. khawatir kena sihir. Anehnya, kami masih penasaran menonton.
Selesai membaca mantera ia tunjukkan ke kami lagi, ternyata mata dari boneka itu menyala. berwarna merah. Simpel aja, mungkin pakai baterai atau boneka yang kalau di pencet lampunya nyala. Rasa malas mulai datang, akhirnya kami pergi meninggalkan kerumunan itu.
Tapi sepanjang jalan kami masih membicarakannya dan akhirnya terlupa karena kami mulai fokus pada tujuan awal, Belanja.
Tak tahu kenapa sampai sore saya masih penasaran. Buka laptop, gogling. Saya mulai membaca dari sejarah dayak sampai kebudayaanya. Ketemulah satu kata, JENGLOT. hmm.. apa itu? Semua link ya
ng berkaitan saya buka, saya baca dan coba diskusi dengan kakak pertama saya.
ada dua hal yang di rasa:
1. sedih
2. ngeri
sedih karena kasihan sama ibu suku dayak tadi yang sudah muallaf tapi masih 'mainan' begituan. apa mungkin dia tidak tahu bahwa itu bisa mengotori akidahnya?
Ngeri dengan asal muasal jenglot itu sendiri. Walaupun masih simpang siur. Tapi setidaknya, hasil penelitian para medis dari UI menunjukkan bahwa kromosom jenglot mirip manusia bisa jadi rujukan ilmiah.
Dari sekian artikel yang saya baca. Jenglot itu adalah manusia yang sudah mati tapi jasadnya tidak di terima di bumi karena pada masa hidupnya 'ngilmu' atau punya ilmu keabadian/kanuragan. Badannya semakin mengecil karena umurnya yang sudah ratusan/ribuan tahun lamanya. Itu sudah perjanjian dengan setan, katanya. Naudzubillah..
Apapun bentuknya itu mau patung, jenglot atau apa.. pastilah jadi tempat syaitan/jin tinggal.
Mirisnya, orang sekarang yang ga mau susah cari uang yang halal mulai menggunakan jenglot untuk pesugihan.
Semoga Allah selalu menjaga kita agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang seperti itu. Aamin.
*kalau ada kesalahan dari artikel ini tolong sampaikan yah, komen aja disini. agar menambah wawasan.
Lucunya, karena penasaran, kamipun ikut menonton. Dengan cermat kita dengar apa yang di ucapkan. Ia bercerita, bahwa ia suku dayak asli dari ketapang kalimantan barat yang kemudian menjadi muallaf di brunei darussalam. Dari penampilannya bisa kita tebak ia muslim karena memakai busana muslim juga penutup kepala (bukan jilbab karena rambut dan lehernya masih kelihatan).
Segala KTP dan akte kelahiran di tunjukkan untuk menyakinkan penonton bahwa ia adalah dayak asli namun muallaf. Ibunya masih hidup, katanya. Umurnya 140 tahun. Ia di usir oleh keluarganya karena sudah memeluk islam. dengan logat kalbarnya ia bicara lantang.
"saya tak lagi makan babi, tak lagi makan anjing. saya sama seperti anda-anda semua. di usirlah saya sama ibu saya, sama anak saya karena saya masuk islam"
Makin lama kami berdiri, namun rasa penasaran belum terpenuhi. Masih meraba-raba apa hubungannya sama benda-benda mistis di depannya itu?
lanjutnya ia menjelaskan,
"kuping saya ni dah di operasi, jadi tak panjang seperti dayak-dayak. tapi badan saya semua masih bertato. bukan tato buat berlaga jago tapi ini adat kami, suku dayak asli ketapang"
Kemudian ia memulai pertunjukkannya. Boneka bertentuk manusia itu di keluarkan dan di pamerkan. Ada sekitar 3 yang saya lihat. Ia tunjuk-tunjukkan ke kami, para penonton. Ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, katanya. Saya tidak bisa membedakannya.
Setelah itu ia pegang 1, yang perempuan. Mulutnya komat kamit seperti membaca ajian/mantera. Mulai saat itu, saya juga ikut komat kamit tapi bukan mantera melainkan istighfar. khawatir kena sihir. Anehnya, kami masih penasaran menonton.
Selesai membaca mantera ia tunjukkan ke kami lagi, ternyata mata dari boneka itu menyala. berwarna merah. Simpel aja, mungkin pakai baterai atau boneka yang kalau di pencet lampunya nyala. Rasa malas mulai datang, akhirnya kami pergi meninggalkan kerumunan itu.
Tapi sepanjang jalan kami masih membicarakannya dan akhirnya terlupa karena kami mulai fokus pada tujuan awal, Belanja.
Tak tahu kenapa sampai sore saya masih penasaran. Buka laptop, gogling. Saya mulai membaca dari sejarah dayak sampai kebudayaanya. Ketemulah satu kata, JENGLOT. hmm.. apa itu? Semua link ya
ng berkaitan saya buka, saya baca dan coba diskusi dengan kakak pertama saya.
ada dua hal yang di rasa:
1. sedih
2. ngeri
sedih karena kasihan sama ibu suku dayak tadi yang sudah muallaf tapi masih 'mainan' begituan. apa mungkin dia tidak tahu bahwa itu bisa mengotori akidahnya?
Ngeri dengan asal muasal jenglot itu sendiri. Walaupun masih simpang siur. Tapi setidaknya, hasil penelitian para medis dari UI menunjukkan bahwa kromosom jenglot mirip manusia bisa jadi rujukan ilmiah.
Dari sekian artikel yang saya baca. Jenglot itu adalah manusia yang sudah mati tapi jasadnya tidak di terima di bumi karena pada masa hidupnya 'ngilmu' atau punya ilmu keabadian/kanuragan. Badannya semakin mengecil karena umurnya yang sudah ratusan/ribuan tahun lamanya. Itu sudah perjanjian dengan setan, katanya. Naudzubillah..
Apapun bentuknya itu mau patung, jenglot atau apa.. pastilah jadi tempat syaitan/jin tinggal.
Mirisnya, orang sekarang yang ga mau susah cari uang yang halal mulai menggunakan jenglot untuk pesugihan.
Semoga Allah selalu menjaga kita agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang seperti itu. Aamin.
*kalau ada kesalahan dari artikel ini tolong sampaikan yah, komen aja disini. agar menambah wawasan.

Comments
Post a Comment